Emang aku sadar, bukan aku dan tidaklah aku seperti ini. Tidak seharusnya aku melakukan ini semua. Aku harus kontrol diri, harus bisa menahan dan menahannya. Disini aku hanyalah seorang manusia biasa, yang mengikuti “destiny” yang melanda di kehidupanku. Tapi aku akan berusaha mengikuti “destiny” tersebut agar tidak “melenceng”.
Awalnya sangat senang, tapi akhirnya sangat menyesal. Mengapa, harus bagaimana, apakah, bagaimanakah, pokoknya semua kata tanya dapat diungkapkan untuk hari ini. Setelah mengerti apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan?, aku akan mencoba untuk tenang. Itu yang harus aku lakukan dulu. Bagaimanapun, aku tak sanggup bila seperti ini. Terkunci menjadi satu. Dan aku harus bisa bangkit dan melupakan segalanya. Hahahahahahaahaha ...
Next chapter, aku harus bisa menerima apa yang terjadi, apa yang menjadi pahit, apa yang menjadi manis, dan apa yang menjadi asam. Semua harus aku coba. Ia, satu per satu.
Dan sekarang, aku hanya bisa mengatakan dan berbicara ...
“Never look back,” we said. How was I to know I’d miss you so. And don't let me be the last to know.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar